Senin, 17 September 2012


Anakku Sayang...

Oleh: Euis Ningrum

ANAK adalah karunia Allah terbesar yang diamanahkan kepada orang tua. Amanah Allah ini akan mendatangkan Keberkahan kepada orang tua yang ikhlas mengasuh atau merawat dan mendidik anak-anaknya.

Pengasuhan seorang anak memerlukan pengorbanan yang tidak mudah dijalani para orang tua. Dimulai dari awal kelahiran, masa kanak-kanak, masa remaja, bisa jadi sampai dewasa. Begitu pula mendidik anak. Tak dapat dipungkiri lagi, tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan anak terletak di tangan kedua orang tua. Suami dan istri harus saling membantu dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak. Dalam hal ini kedua orang tua harus mempunyai kata sepakat untuk tujuan pendidikan anak-anak mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak mempersekutukan Allah) tetapi orang tuanyalah yang menjadikan dia seorang Yahudi atau nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari). Di dalam Qur’an Surah Ar-Rum ayat 30, Allah berfirman, “ (Tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Hukum-hukum) ciptaan Allah tidak dapat diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian besar manusia tidak mengetahui.”

Anak ibarat botol kosong yang dibiarkan terbuka dengan tidak menutupnya. Botol yang terbuka akan menampung segala jenis benda cair ke dalamnya. Begitu pula keadaan seorang anak. Pada periode pertama dalam kehidupan anak, kapasitas dan memori dalam otaknya masih sangat luas dan bagus untuk menerima rangsangan dari luar. Apapun yang disuguhkan dalam kehidupan sehari-harinya akan diterima dan ditiru. Oleh karenanya Pendidikan yang diberikan akan mempengaruhi karakter dan wawasan berpikir sang anak. Menjadi tugas orang tua untuk mengawasi dan mengisi wawasan anak dengan pengetahuan yang bermanfaat dan membentuk karakter baik dalam diri anak.

Setiap anak berhak mendapatkan segala hal yang baik dalam hidup mereka. Suatu hari Nabi Muhammad menjawab pertanyaan seseorang yang datang kepadanya. “Ya Rosulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Muhammad menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu).” (HR. Aththusi). Dalam hadits lain Rosulullah bersabda, “ Cintailah anak-anakmu dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu pada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.” (HR. Ath-Thahawi).

Mendidik adab yang baik pada anak harus dilaksanakan sejak dini . Dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua menjadi contoh yang dapat diteladani. Baik pada perilaku ucapan maupun kegiatan sehari-hari. kalimat-kalimat yang baik senantiasa terbiasa didengar oleh anak dan ditiru dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ayah dan ibu selalu menggunakan 4 kata ajaib ( Four magics words) dalam komunikasi sehari-hari dengan anak. Keempat kata ajaib yang terdengar sederhana itu ialah; 'Maaf', 'Tolong', 'Permisi', dan 'Terima kasih'. Meski tampak sederhana tetapi dampaknya sangat luar biasa bagi kepribadian anak. Demikian juga dengan mencintai dan mengasihi anak dengan sepenuh hati akan membuat ikatan batin dengan anak semakin erat, sehingga orang tua akan lebih mudah mendidik anak-anaknya memiliki akhlak yang baik dan menjadi anak-anak yang shaleh/ shalehah. Rosulullah ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah).
Jelaslah, tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan anak-anak mereka kelak menuju surga ataukah neraka. Dan orang tua mana yang tidak menginginkan anak-anak mereka kelak bersama-sama merasakan surga Allah SWT.

Marilah kita memohon kepada Allah agar anak-anak kita menjadi penyeuk mata...

“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa”
[Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)
Aamiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar