Kamis, 13 Desember 2012

KEUTAMAAN ASMAUL HUSNA

Sesungguhnya sebagai hamba Allah, manusia hanya bergantung kepada kekuasaan Allah yang memiliki jiwa dan ruh setiap makhluk-Nya. “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada
-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Segala urusan kehidupan yang berlika-liku dan terkadang terasa menghimpit batin, akan mudah dijalani dan diatasi hanya dengan berusaha dan berdoa kepada Sang Pencipta alam semesta.
Allah Subhanahu wa ta’ala sangat menyukai hamba-hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. “Dan apabila hamba-hamba-Ku meminta kepadamu (Muhammad) dari Aku, maka sesungguhnya Aju dekat. Aku menjawab doa orang yang berdoa jika ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menjawab seruan-Ku dan beriman kepada-Ku, supaya mereka berjalan di atas kebenaran” (Q.S. Al-Baqarah : 186)

Doa yang mustajab adalah seruan kepada Allah melalui kebesaran, kemuliaan, kesucian, dan sifat-sifat lain milik-Nya. Seluruh sifat Allah tercermin dalam Asma’ul Husna (nama-nama yang baik). Di dalam Surah Al-A’raf ayat 180 disebutkan, “Allah memiliki nama-nama yang baik, maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Nama-nama Allah yang baik itu berjumlah 99. Hadits riwayat Imam Bukhari, Muslim, dan Tarmidzi menyebutkan, “Sesungguhnya bagi Allah ada Sembilan puluh Sembilan nama, yakni seratus kurang satu. Siapa yang menghapalnya, dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil.”


Asma'ul Husna :

Allah
Zat pencipta langit dan bumi serta segala isinya.
Ar Rahman
Yang Memiliki Mutlak sifat Pengasih
Ar Rahiim
Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang
Al Malik
Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah
Al Quddus
Yang Memiliki Mutlak sifat Suci
As Salaam
Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan
Al Mu`min
Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan
Al Muhaimin
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara
Al `Aziiz
Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al Jabbar
Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa
Al Mutakabbir
Yang Memiliki Mutlak sifat Megah, Yang Memiliki Kebesaran
Al Khaliq
Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta
Al Baari`
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
Al Mushawwir
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Membentuk Rupa (makhluknya)
Al Ghaffaar
Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun
Al Qahhaar
اang Memiliki Mutlak sifat Memaksa
Al Wahhaab
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia
Ar Razzaaq
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki
Al Fattaah
Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat
Al `Aliim
Yang Memiliki Mutlak sifat Mengetahui (Memiliki Ilmu)
Al Qaabidh
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menyempitkan (makhluknya)
Al Baasith
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melapangkan (makhluknya)
Al Khaafidh
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Merendahkan (makhluknya)
Ar Raafi`
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Meninggikan (makhluknya)
Al Mu`izz
Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Memuliakan (makhluknya)
Al Mudzil
اYang Memiliki Mutlak sifat Yang Menghinakan (makhluknya)
Al Samii`
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar
Al Bashiir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat
Al Hakam
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan
Al `Adl
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
Al Lathiif
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut
Al Khabiir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengetahui Rahasia
Al Haliim
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun
Al `Azhiim
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung
Al Ghafuur
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun
As Syakuur
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pembalas Budi (Menghargai)
Al `Aliy
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
Al Kabiir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar
Al Hafizh
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga
Al Muqiit
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan
Al Hasiib
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membuat Perhitungan
Al Jaliil
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
Al Kariim
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah
Ar Raqiib
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi
Al Mujiib
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan
Al Waasi`
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas
Al Hakiim
Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana
Al Waduud
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta
Al Majiid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
Al Baa`its
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan
As Syahiid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan
Al Haqq
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar
Al Wakiil
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara
Al Qawiyyu
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat
Al Matiin
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh
Al Waliyy
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi
Al Hamiid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji
Al Mushii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi
Al Mubdi`
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai
Al Mu`iid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengembalikan Kehidupan
Al Muhyii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan
Al Mumiitu
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan
Al Hayyu
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup
Al Qayyuum
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri
Al Waajid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu
Al Maajid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
Al Wahiid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa
As Shamad
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
Al Qaadir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan Al Muqtadir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa
Al Muqaddim
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan
Al Mu`akkhir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan
Al Awwal
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal
Al Aakhir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir
Az Zhaahir
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata
Al Baathin
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib
Al Waali
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah
Al Muta`aalii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
Al Barri
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma
At Tawwaab
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat
Al Muntaqim
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyiksa
Al Afuww
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf
Ar Ra`uuf
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih
Malikul Mulk
Yang Memiliki Mutlak sifat Penguasa Kerajaan (Semesta
Dzul Jalaali Wal Ikraam
Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Al Muqsith
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
Al Jamii`
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan
Al Ghaniyy
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan
Al Mughnii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan
Al Maani
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah
Ad Dhaar
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita
An Nafii`
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat The Propitious,
An Nuur
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
Al Haadii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk
Al Baadii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta
Al Baaqii
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal
Al Waarits
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris
Ar Rasyiid
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai
As Shabuur
Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Sabar

Semoga kita bisa mengamalkan Asma'ul husna dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
 

Rabu, 12 Desember 2012

MEMBIMBING ANAK MENCINTAI MASJID
 
 
Oleh : Euis Ningrum K
 
Anak adalah karunia  Allah terbesar yang diamanahkan kepada orang tua. Amanah Allah ini akan mendatangkan Keberkahan  kepada orang tua yang ikhlas  mengasuh atau merawat  dan mendidik anak-anaknya.  
 
Pengasuhan seorang anak memerlukan pengorbanan yang tidak mudah dijalani para orang tua. Dimulai dari awal kelahiran, masa kanak-kanak, masa remaja, bisa jadi sampai dewasa. Begitu pula mendidik anak.  Tak dapat dipungkiri lagi, tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan anak terletak di tangan kedua orang tua. Suami dan istri harus saling membantu dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak.  Dalam hal ini kedua orang tua harus mempunyai kata sepakat untuk tujuan pendidikan anak-anak mereka.  Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak mempersekutukan Allah) tetapi orang tuanyalah yang menjadikan dia seorang Yahudi atau nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari).  Di dalam Qur’an Surah Ar-Rum ayat 30, Allah berfirman, “ (Tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Hukum-hukum) ciptaan Allah tidak dapat diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian besar manusia tidak mengetahui.”
 
Anak ibarat botol kosong yang  dibiarkan terbuka dengan  tidak menutupnya. Botol yang terbuka akan menampung segala jenis benda cair ke dalamnya. Begitu pula keadaan  seorang anak. Pada periode pertama dalam kehidupan anak, kapasitas dan memori dalam otaknya masih sangat luas dan bagus untuk menerima rangsangan dari luar. Apapun yang disuguhkan dalam kehidupan sehari-harinya akan diterima dan ditiru. Seperti Oleh karenanya Pendidikan yang diberikan akan mempengaruhi karakter dan wawasan berpikir sang anak. Menjadi tugas orang tua untuk mengawasi dan mengisi wawasan anak dengan pengetahuan yang bermanfaat dan membentuk karakter baik dalam diri anak.  
 
Setiap anak berhak mendapatkan segala hal yang baik dalam hidup mereka. Suatu hari Nabi Muhammad  menjawab pertanyaan seseorang yang datang kepadanya. “Ya Rosulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Muhammad menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu).” (HR. Aththusi). Dalam hadits lain Rosulullah bersabda, “ Cintailah anak-anakmu dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu pada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.” (HR. Ath-Thahawi).
 
Mendidik adab yang baik pada anak harus dilaksanakan sejak dini . Dimulai dari lingkungan keluarga.  Orang tua menjadi contoh yang dapat diteladani. Baik pada perilaku ucapan maupun kegiatan sehari-hari. kalimat-kalimat yang baik senantiasa terbiasa didengar oleh anak dan ditiru dalam kehidupan sehari-hari.  Demikian juga dengan mencintai dan mengasihi anak dengan sepenuh hati akan  membuat  ikatan batin dengan anak semakin erat, sehingga orang tua akan lebih mudah mendidik  anak-anaknya memiliki akhlak yang baik dan menjadi anak-anak yang shaleh/ shalehah. Dalam sebuah Hadits dikatakan, “Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan).” (HR. Ath-Thahawi).  Rosulullah ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab,  “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.”  (HR. Ibnu Majah). Jelaslah, tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan anak-anak mereka kelak menuju surga  ataukah neraka.
 
Salah satu contoh teladan orang tua kepada anak-anaknya adalah melaksanakan shalat berjamaah. Anak-anak sudah harus dibiasakan mendirikan shalat sejak dini.  Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat pada usia tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak shalat) ketika berusia sepuluh tahun dan pisahkan mereka dari tempat tidur.”   Shalat berjamaah yang dilakukan di rumah akan menumbuhkan minat anak untuk shalat dibandingkan bila orang tua menyuruh mereka untuk shalat sendiri. Rumah yang penghuninya selalu melaksanakan shalat berjamaah, maka akan dinaungi malaikat dari bahaya/keburukan. Dan orang yang selalu melaksanakan shalat berjamaah di masjid berarti hatinya terikat dengan masjid dan ingin selalu memakmurkan masjid. Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid termasuk golongan orang-orang yang mendapat naungan Allah di hari kiamat. “Hanyalah yang memakmurkan masjid Allah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak  takut kepada siapapun selain ALLAH, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang yang mendapat petunjuk” ( At-Taubah, ayat 18).
 
Masjid adalah tempat ibadah yang di dalamnya penuh rahmat, ketenangan, dan doa-doa yang dipanjatkan. Masjid adalah sebaik-baik tempat menyatukan umat dalam  syiar  dakwah Islam yang dimanfaatkan oleh orang-orang mukmin untuk mendulang rahmat dan pahala dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Rahmat Allah akan tercurah menaungi seisi masjid yang penuh dengan umat dalam rangka bertafakur dan bermunajat, serta bersilaturahmi dengan sesama umat Islam.
 
Masjid bukan hanya bangunan kokoh yang berdiri dan dimanfaatkan untuk shalat  berjama’ah saja. Tetapi di dalam masjid terdapat lembaga, sekolah, majelis, dan kantor. Masjid memiliki peran yang penting dan sebagai pusat  bagi kemashalatan umat untuk kegiatan- Kegiatan yang bersifat pendidikan ( Taman Pendidikan Al-qur’an dan majelis taklim),  diskusi keagamaan , hingga bidang sosial.
 
Memahami keutamaan masjid sebagai tempat ibadah yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala, maka setiap orang tua selayaknya mengarahkan anak-anaknya untuk mencintai masjid sebagai tempat ibadah dan menuntut ilmu agama. Di masjid banyak informasi yang akan diterima oleh anak  seperti belajar membaca Al-Qur’an, belajar berwudhu, melaksanakan shalat berjamaah, dan mendapatkan nuansa baru yang berguna bagi  perkembangan jiwa yang sehat  dan otak anak.  Anak akan menemukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatiannya. Seperti berwudhu ketika akan melaksanakan shalat berjamaah. Di tempat wudhu masjid biasanya terdapat keran-keran yang  berderet. Beberapa orang dapat mengambil wudhu dalam waktu bersamaan. Kegiatan mengambil wudhu bersama ini dapat menarik perhatian anak-anak sehingga mereka akan senang mengambil wudhu bersama dengan jamaah lain.  Begitupun ketika jamaah mulai berbaris mengatur shaf untuk shalat. Keteraturan dalam berbaris ketika shalat berjamaah akan menambah pengetahuan anak tentang disiplin dalam kerapihan dan ketertiban shalat.
 
Dunia anak adalah bermain. Ketika anak memasuki masjid, langkah kaki dan niat dalam hatinya adalah bermain di masjid. Banyak anak-anak yang senang berlari-lari dan berjalan mondar-mandir di tangga masjid atau sekedar tidur-tiduran dengan santainya. Kecenderungan aktivitas anak-anak tersebut tidak bisa kita larang begitu saja. Sekali melarang dengan suara keras atau dengan wajah galak maka mereka akan enggan untuk  datang ke masjid.  Selanjutnya anak akan berpaling muka bila diajak ke masjid. Jika sudah begitu, orang tua akan sulit membujuk mereka. Orang tua harus lebih sabar dalam mengarahkan  anak untuk mencintai masjid. Insya Allah dengan kesabaran untuk memotivasi anak  maka kecintaannya terhadap masjid akan melekat hingga dewasa. Hatinya akan  selalu dekat  dengan  masjid sehingga mereka akan sedih bila melihat masjid tak ada jamaah shalat di dalamnya.
 
Orang tua bisa mengarahkan anak-anak untuk meluangkan waktunya pergi ke masjid. Beruntung sekali bila rumah kita dekat dengan masjid. Dengan begitu anak-anak mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk meluangkan waktu senggangnya di masjid. Di tempat yang dirahmati Allah, mereka bisa mengikuti kegiatan  belajar Al-Qur’an, shalat berjamaah, bermain di taman masjid dan lain-lain. Semakin sering intensitas kedatangan ke masjid maka mereka akan merasa menyukai dan memiliki masjid itu. Untuk menumbuhkan rasa cinta dan memiliki masjid pada anak-anak, orang tua bisa melakukan hal-hal seperti berikut ini :
1. Mengajak mereka sesering mungkin untuk shalat berjamaah di masjid. Ingatkan mereka bahwa masjid adalah tempat yang tenang untuk shalat dan  sangat disukai Allah SWT. Allah akan bertambah sayang kepada anak-anak yang tidak mengganggu orang lain yang sedang shalat.  Dengan memberi  pengarahan  seperti itu berulangkali, anak akan merasa jika ia ikut shalat dengan tertib dan tidak mengganggu orang lain karena keinginan bermainnya, maka Allah akan bertambah sayang kepadanya.

2. Pastikan anak ikut kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di masjid. Dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan di masjid, maka anak akan menemukan suasana religius yang tidak ia dapatkan di sekolah atau di lingkungan rumahnya. Suasana religius ini  sangat baik bagi perkembangan jiwa untuk membentuk karakter yang baik.

3. Berilah pilihan waktu pada anak untuk datang ke masjid apabila masih sulit diarahkan. Pastikan waktu luang mereka agar bisa datang ke masjid. Dan jangan lupakan masalah suasana hati sang anak.  Anak-anak seringkali terlihat ‘moody’ (berdasarkan suasana hati). Jangan paksa mereka untuk datang ke masjid jika suasana hatinya sedang tidak bagus.

4. Berilah reward kepada anak jika ia terlihat suka atau semangat mengikuti kegiatan atau sekedar ikut shalat berjamaah di masjid. Reward berupa pujian saja sudah menyenangkan bagi anak apalagi hadiah berupa benda bagus yang diberikan orang tua. Beri pengertian pada anak, “ini hadiah langsung dari ibu/ ayah. Kamu akan mendapat hadiah lagi dari Allah berupa pahala.”
 

 


 
Tugas orang tua untuk membimbing anak-anak mencintai dan merasa memiliki masjid memang tidak bisa dibilang ringan. Dengan kesabaran dan doa, InsyaAllah akan dimudahkan oleh Allah. Tujuan sesungguhnya dari upaya orang tua adalah membentuk anak yang shaleh dan shalehah karena merekalah yang akan mendoakan kita jika ajal sudah menjemput. Demikian Sabda Rosulullah, “Apabila manusia mati maka  terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak  shaleh mendo’akannya” (HR.Muslim, dari Abu hurairah). Alhamdulillah..Semoga bermanfaat.